Cara mengolah tongkol jagung untuk pakan ternak, Tongkol Jagung merupakan salah satu bagian dari pohon jagung yang kerap kali dipandang sebelah mata karena dianggap tidak memiliki manfaat atau nilai jual.
Namun ternyata tongkol jagung merupakan salah satu bahan pakan ternak yang cukup populer.
Tongkol Jagung yang Dianggap Limbah Tanaman
Tanaman jagung merupakan komoditi tanaman bahan pangan di Indonesia. Jagung juga merupakan komoditas yang memiliki prospek yang baik.
Bagian tanaman jagung yang diutamakan dalam pemanfaatannya adalah bijinya. Biji jagung biasa dijadikan bahan pangan dan daun jagung dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Sedangkan bagian jagung lainnya sering terbuang percuma dan berakhir menjadi limbah
Limbah tanaman jagung berupa jerami, klobot, dan tongkol. Limbah ini memiliki jumlah yang banyak, sebanyak 20-30%. Dari 1 hektar tanaman jagung akan menghasilkan 9 ton dan 1,8-2 tonnya adalah limbah. Salah satu limbah yang paling sering ditemui adalah tongkol jagung
Dalam pemanfaatannya, tongkol jagung belum optimal. Hal ini mungkin karena kandungan proteinnya rendah, sedangkan kandungan lignin dan selulose nya tinggi.
Biasanya tongkol jagung sebagai pakan diberikan secara apa adanya tanpa ada perlakuan khusus. Sehingga kebutuhan nutrisi harian ternak tidak bisa tercukupi dengan baik.
Pengertian Tongkol Jagung
Tongkol jagung merupakan batang buah jagung yang telah dipisahkan dari biji jagung. Tongkol jagung memiliki kandungan protein kasar sebesar 4,64%, serat kasar 38,99 persen dan 15,8% lignin.
Dengan kandungan serat kasar yang cukup tinggi, membuat tongkol jagung kurang baik untuk dijadikan pakan ternak.
Sehingga dalam pemberian tongkol jagung sebagai pakan ternak diperlukan suplementasi agar dapat mencukupi kebutuhan mineral, protein, dan vitamin pada hewan ternak.
Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak
Tongkol jagung untuk pakan ternak sudah sering dikenal sebagai pakan yang efektif dalam penggemukkan hewan ternak. Secara umum, tongkol jagung diberikan secara langsung tanpa adanya tambahan perlakuan khusus.
Namun saat ini, sebagai pakan ternak alternatif, banyak cara pengolahan/perlakuan sederhana untuk tongkol jagung yang dapat meningkatkan kualitas gizinya.
Salah satu caranya adalah dengan fermentasi sederhana. Proses fermentasi dapat meningkatkan kualitas gizi tongkol jagung sehingga layak sebagai pakan ternak.
Dilihat dari pertambahan bobot harian ternak bisa mencapai 0,88 kg/ekor/hari. Dibanding dengan ternak dengan pakan biasa yang hanya mencapai 0,5 kg/ekor/hari.
Teknologi Pakan Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses ketika mikroorganisme seperti bakteri mengubah kandungan karbohidrat seperti pati dan gula menjadi asam.
Lalu untuk fermentasi pakan adalah suatu proses amoniasi terhadap bahan pakan supaya kandungan nutrisi yang ada pada bahan pakan dapat disimpan dan bertahan dalam jangka waktu lama.
Dalam proses fermentasi memanfaatkan bantuan dari mikroorganisme melalui pemecahan senyawa organik untuk diubah menjadi senyawa sederhana.
Penggunaan metode ini sangat direkomendasikan terutama untuk peternak ruminansia dalam skala besar.
Cara Fermentasi untuk Pakan Ternak
Secara umum fermentasi dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Penyiapan Bahan
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses fermentasi adalah dengan cara penyiapan bahan.
- Limbah tanaman (jerami jagung, tongkol jagung, jerami padi)
- Gula
- Air bersih
- Buah nanas
- Ampas tahu
- Bekatul
- Garam
Pembuatan Larutan
Dalam pembuatan pakan menggunakan cara fermentasi, diperlukan mikroorganisme pembusuk. Mikroorganisme bisa didapatkan melalu larutan fermentasi.
Larutan ini dibuat dari campuran gula, parutan buah nanas, dan air bersih. Jika bahan utama dari fermentasi adalah jerami, atau tongkol jagung air larutan yang diperlukan adalah 10 liter.
Pencampuran Bahan
Setelah selesai dalam penyiapan bahan, lalu masukkan semua bahan. Seperti tongkol jagung, ampas tahu, dan bekatul dalam satu wadah besar.
Setelah itu tambahkan larutan yang telah dibuat sebelumnya ke dalam wadah. Campur hingga merata dan diamkan selama 15 menit
Setelah 5 menit, campurkan sisa larutan proses fermentasi pada 10 liter air bersih dan siramkan pada bahan fermentasi. Taburkan garam dan aduk hingga merata agar mikroorganisme dapat berkembang.
Proses Fermentasi
Setelah melewati proses pencampuran bahan, saatnya untuk melakukan proses fermentasi. Pindahkan bahan fermentasi tadi pada sebuah ember atau drum.
Tutup ember/atau drum menggunakan terpal atau plastik, pastikan tertutup rapat agar tidak dimasuki oleh lalat. Dan tutup dengan rapat sehingga tidak ada udara yang keluar masuk.
Proses fermentasi berlangsung selama 24 jam.
Fermentasi Selesai
Setelah 24 jam, maka proses fermentasi sudah selesai. Tutup ember dapat dibuka dan pakan telah siap. Ambil pakan untuk hewan secukupnya. Dan sisanya bisa dijadikan persediaan pakan di waktu berikutnya.
Sebaiknya dalam pemberian pakan fermentasi harus disesuaikan dengan kebutuhan pakan harian untuk hewan ternak, karena jika kekurangan nutrisi pada hewan ternak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil dari hewan ternak itu sendiri.
Alasan Mengapa Lebih Baik Menggunakan Fermentasi dalam Mengolah Pakan Ternak
Ternak ruminansia merupakan ternak dengan bahan pakan utama berupa pakan kasar seperti hijauan, luminansia dan limbah tanaman. Namun dengan kondisi indonesia dengan 2 musim, menimbulkan masalah kelangkaan pakan ketika musim kemarau.
Terbatasnya ketersediaan pakan dapat menyebabkan turunnya produktivitas hewan ternak, seperti menurunnya bobot badan, produksi susu, menurunnya kekebalan tubuh hingga sulit dalam proses perkawinan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu inovasi yang dapat dimanfaatkan sebagai persediaan pakan ketika musim kemarau.
Salah satu cara paling efektif adalah dengan cara fermentasi atau pengawetan ketika limbah pertanian berproduksi secara berlebihan.
Limbah pertanian sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak alternatif, karena bahan pakan ini tidak bersaing sebagai kebutuhan manusia.
Contoh limbah pertanian yang dapat diawetkan seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kacang, pucuk tebu, kulit buah, dan tongkol jagung
Silase Sebagai Cara Mengolah Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak
Silase merupakan salah satu cara yang telah lama digunakan dan dikembangkan untuk pengawetan bahan pakan dari tanaman yang mengandung kadar air tinggi.
Dimana tidak memungkinkan untuk dikeringkan. Atau tanaman tersebut merupakan jenis tanaman yang mudah rusak kualitasnya jika mengalami proses pengeringan
Dalam proses silase melibatkan fermentasi anaerob dari bahan yang berkadar air tinggi sehingga faktor yang mempengaruhi kualitas silase adalah oksigen, kandungan bahan kering dan ketersediaan karbohidrat terlarut.
Ketika pembuatan silase harus dalam kondisi penyimpanan dalam keadaan kedap udara, kandungan bahan kering 30-40% atau kandungan kadar air 60-70%.
Cara Mengolah Tongkol Jagung Untuk Pakan Ternak Dengan Cara Silase
- Tongkol jagung digiling dan dicampur dengan bahan yang mengandung karbohidrat terlarut seperti dedak padi, molasses dan jagung giling sebanyak 2% dari bahan kering.
- Kemudian tongkol dan campuran tadi dibasahi dengan air hingga mendapatkan kadar air kurang lebih 60%.
- Setelah dibasahi kemudian ditutup rapat dalam keadaan kedap udara, disimpan selama 21 hari.
- Setelah mengalami proses fermentasi selama 21 hari, pakan bisa dibuka dan dapat digunakan sebagai pakan ternak.
- Silase yang baik memiliki aroma agak asam manis karena adanya bakteri asam laktat yang mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Dengan PH 4.
Penggilingan
Seperti yang kita ketahui, tongkol memiliki ukuran yang cukup besar sebagai pakan hewan ternak. Untuk itu dengan cara penggilingan dapat menjadi salah satu solusi pengolahan tongkol jagung.
Cara Mengolah Tongkol Jagung Untuk Pakan Ternak Dengan Cara Penggilingan
- Tongkol jagung dibersihkan dari biji jagung
- Keringkan tongkol jagung guna kadar air yang terkandung dapat berkurang
- Tongkol jagung yang telah kering dimasukkan ke dalam mesin penggiling
- Sesuaikan filter penggilingan pada mesin sesuai ukuran yang diinginkan
- Bila setelah penggilingan masih ditemukan tongkol jagung dengan ukuran yang kasar bisa dilakukan penggilingan kedua
- Setalah proses penggilingan bisa ditambahkan ampas tahu, molassses atau dedak untuk meningkatkan tingkat potabilitas.
Pencampuran
Cara sederhana pengolahan tongkol jagung bisa dilakukan dengan cara pencampuran dengan bahan kering sebagai sumber karbohidrat.
Tujuan mencampurkan bahan kering adalah untuk menurunkan kadar air yang ada pada jenggel setelah proses penggilingan. Untuk menjaga kualitas tongkol sebaiknya dicampur dengan polard atau dedak.
Cara Mengolah Tongkol Jagung Untuk Pakan Ternak Dengan Pencampuran
Pencampuran tongkol jagung dengan dedak dilakukan dengan cara fermentasi, ini membutuhkan molasses atau lebih dikenal tetes tebu dan probiotik
Bila dirasa molasses terlalu kental, bisa dicampurkan dengan air, dan untuk produk probiotik bisa menggunakan semua produk untuk fermentasi.
Tahapan pencampurannya yaitu :
- Mengisi lapisan pertama dengan bahan kering seperti dedak
- Tambahkan tongkol jagung di atas lapisan pertama
- Siram probiotik dan molasses di atas tongkol jagung
- Ulangi hal di atas hingga 4-5 lapisan
- Aduk menggunakan mixer atau sekop hingga merata
Amoniasi Sebagai Cara Mengolah Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak
Amoniasi adalah suatu proses perlakuan bahan pakan dari limbah pertanian, yang pada umumnya menggunakan limbah pertanian seperti jerami padi, tongkol jagung, jerami jagung dengan cara penambahan bahan kimia berupa NaOH, KOH, atau urea.
Keunggulan metode ini adalah dapat meningkatkan kualitas gizi tongkol jagung agar dapat bermanfaat bagi hewan ternak. Proses ini menambah kadar protein kasar.
Salah satu fungsi amoniasi adalah untuk memutuskan ikatan lignoselulosa dan hemiselulosa serta menyediakan sumber natrium untuk mikroba.
Penggunaan teknologi amoniasi fermentasi bekerja dengan cara menurunkan kandungan serat yang ada sehingga dapat meningkatkan kandungan protein kasar pada tongkol jagung, serta meningkatkan kecernaan tongkol jagung. Sehingga dapat dijadikan alternatif pakan yang baik untuk ternak.
Metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara basah dan kering.
Cara basah dilakukan dengan cara melarutkan urea ke dalam air. Kemudian campuran tersebut di campurkan dengan jerami. Pencampuran harus dilakukan di kondisi hampa udara (anaerob) dan disimpan selama satu bulan.
Cara kering dapat dilakukan dengan cara, urea langsung ditabur ke jerami secara berlapis. Pencampurannya harus dalam keadaan hampa udara dan disimpan selama satu bulan. Urea pada proses amoniasi berperan untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silicayang yang ada pada tongkol jagung.
Cara Mengolah Tongkol Jagung Untuk Pakan Ternak Dengan Amoniasi
- Tongkol jagung disortir dan ditimbang kemudian ikat dengan tali bambu
- Bungkus menggunakan plastik, sebelum diikat beri taburan urea secara merata pada tiap tongkol jagung
- Setelah merata, ikat bungkus dengan rapat.
- Simpan bungkus di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung dan tidak terkena hujan. Sebaiknya beri beban di atas bungkus. ini bertujuan agar gas amoniak yang terbentuk dimanfaatkan oleh tongkol jagung.
- Simpan selama satu bulan
- Setelah penyimpanan selama satu bulan, dapat dibuka. Hasil yang baik ditandai degan bau amoniak yang menyengat.
- Setelah dirasa bau menyengat tersebut mereda. Pindahkan ke ruangan penyimpanan.
- Simpan di tempat teduh dan perhatikan sirkulasi udara.
Kelemahan Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak
Dalam pemanfaatannya, tongkol jagung belum optimal. Karena dalam penyajian tongkol jagung sebagai pakan diberikan secara apa adanya tanpa ada perlakuan khusus. Sehingga kebutuhan nutrisi harian ternak tidak bisa tercukupi dengan baik.
Tongkol jagung hanya memiliki kandungan sekitar 2,94% protein, kadar lignin 5,2% dan selulosa sebesar 30%. Tingkat kecernaan tongkol jagung mencapai 40% pada tongkol jagung yang belum diolah.
Tongkol jagung juga mudah terkontaminasi oleh Kapang Aspergilus flavus yang memproduksi senyawa beracun. Oleh karena itu diperlukan metode pengawetan tongkol jagung agar dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Pemanfaatan Tongkol Jagung
Selain dijadikan sebagai bahan pakan untuk hewan ternak. Tongkol jagung juga bisa dijadikan beberapa inovasi yang bernilai komersil.
Briket Tongkol Jagung
Briket merupakan sebuah blok yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk memulai atau mempertahankan api. Jenis briket api yang paling sering di jumpai adalah briket arang, briket gambut dan biomasa.
Namun saat ini ada sebuah inovasi berupa briket berbahan dasar tongkol jagung.
Pembuatan briket tongkol jagung dilakukan dengan metode pengarangan atau karbonasi. Pengertian dari karbonasi adalah proses pemanasan suatu bahan dalam ruangan tanpa adanya oksigen.
Biasanya suhu yang digunakan ketika pemanasan berkisar 500-8000C. Pengarangan dilakukan dengan tungku pembakaran atau klin. Tongkol yang digunakan dalam pembakaran ini harus sudah dikeringkan atau setidaknya memiliki kadar air kurang dari 15%.
Setelah mengalami pemanasan, dilakukan proses penggilingan untuk menghancurkan tongkol jagung yang masih memiliki ukuran besar. Dilanjutkan dengan proses penyaringan untuk menyeragamkan ukuran bahan tersebut.
Hasil dari proses penyaringan kemudian dicampurkan dengan bahan perekat berupa tepung tapioka yang sudah dicairkan. Jangan lupa aduk hingga merata dan bahan siap untuk dicetak dan dikeringkan. Setelah itu bahan siap digunakan.
Bioetanol
Proses fermentasi pada tongkol jagung selain dimanfaatkan ketika membuat pakan ternak ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk mengubah tongkol jagung menjadi sumber energi alternatif berupa bioetanol.
Bioetanol merupakan etanol atau bahan bakar alkohol yang berasal dari proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Menurut hasil penelitian bahwa satu ton tongkol jagung menghasilkan 142,2 liter etanol.
Dengan potensi produksi limbah tongkol jagung yang tinggi, diperlukan analisa untuk mengetahui pemanfaatannya. Dilihat dari kandunganya, tongkol jagung mengandung selulosa sebesar 48%, 36% petosan lignin 10%, abu 4% dan kandungan air 5%.
Dengan kandungan selulosa yang tinggi memungkinkan tongkol jagung untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Kerajinan
Pada umumnya tongkol jagung hanya dianggap limbah tanpa nilai jual. Tak jarang para petani membuang tongkol jagung dengan cuma-cuma. Padahal dengan diberi sedikit kreativitas, tongkol jagung bisa dijadikan hasil karya yang bernilai ekonomi dan seni tinggi.
Contoh kerajinan dar tongkol yang sudah cukup terkenal adalah tutup lampu tidur dan juga piring dari tongkol jagung. Berikut tahapan dari pembuatan kerajinan berupa piring dari tongkol jagung.
Pembuatan kerajinan tongkol jagung dimulai dengan penyortiran ukuran tongkol jagung. Dipilih ukuran yang agak besar karena memiliki tulang yang bagus.
Kemudian proses pembersihan tongkol jagung dari biji yang masih ada, kemudian di keringkan hingga kadar airnya menurun, ini dimaksudkan agar ketika sudah menjadi kerajinan akan awet dari jamur.
Setelah kering, tongkol jagung dipotong sekitar 5 cm. Potongan tersebut kemudian dirangkai satu persatu menggunakan lem kayu hingga terbentuk sebuah piring makan.
Agar kuat dan tidak mudah buyar, rangkaian tongkol jagung yang telah membentuk piring makan tersebut perlu dilapisi dengan lem kayu agar kuat.
Setelah kering lem yang masih terlihat pada piring makan bisa di amplas hingga halus dan lemnya tidak terlihat.
Agar terlihat mengkilat dan lebih cantik, piring makan dari tongkol jagung bisa disemprot cat melamin. Kemudian tunggu beberapa menit hingga benar-benar kering. Setelah mengering, piring makan dari tongkol jagung siap untuk dipasarkan.
Baca juga artikel mengenai informasi jagung di rumahmesin
Kesimpulan
Tongkol jagung mungkin dulunya hanya sebuah limbah dari tanaman jagung, tidak bernilai harga dan dibuang secara percuma. Namun dengan tingginya inovasi, kreativitas dalam pengolahannya, maka tongkol jagung dapat menjadi komoditi yang berharga.
Demikian beberapa materi terkait tongkol jagung. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian, sekian dan terimakasih.