Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Untuk memastikan hasil panen tetap berkualitas dan bernilai jual tinggi, proses panen jagung tidak hanya berhenti saat tanaman dipetik dari ladangnya.
Justru, tahapan pasca panen memainkan peran penting dalam menjaga mutu jagung sebelum sampai ke konsumen. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses panen dan penanganan jagung pasca panen menjadi hal yang sangat penting bagi petani dan pelaku usaha pertanian agar hasil yang diperoleh optimal, minim kehilangan, dan siap bersaing di pasar.
Proses Pemanenan Jagung
1. Potong batang dan daun
Langkah pertama dalam proses pasca panen jagung adalah memotong batang dan daun tanaman jagung yang sudah dipanen. Pemotongan ini bertujuan untuk memisahkan tongkol jagung dari bagian tanaman lainnya agar lebih mudah dalam penanganan selanjutnya. Selain itu, sisa batang dan daun yang telah dipotong juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pupuk kompos atau pakan ternak, sehingga tidak terbuang sia-sia.
2. Penjemuran di lahan
Setelah dipisahkan dari batang, tongkol jagung dijemur di lahan untuk menurunkan kadar air. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari selama beberapa hari hingga cukup kering. Kadar air yang terlalu tinggi bisa menyebabkan jamur dan kerusakan saat disimpan. Proses ini penting agar jagung lebih awet dan tidak mudah rusak.
3. Panen
Panen jagung kering dilakukan dengan cara mematahkan tongkol dari batang tanaman secara hati hati. Setiap tongkol yang telah dipanen dikumpulkan ke dalam karung agar mudah dibawa. Proses ini sebaiknya dilakukan satu per satu untuk memastikan semua jagung terambil dan tidak ada yang tertinggal di lahan.
4. Pengupasan
Cara pasca panen jagung selanjutnya adalah pengupasan. Klobot atau kulit jagung yang cukup tebal harus dikupas secara manual agar biji jagung dapat terlihat jelas. Proses ini dilakukan dengan membuka semua lapisan yang menempel hingga biji jagung berwarna kuning mengkilap tampak sepenuhnya. Pengupasan penting agar jagung lebih mudah dikeringkan dan disimpan.
5. Pemipihan
Pemipilan merupakan tahap lanjutan setelah jagung dikupas, yaitu proses memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Proses ini dapat dilakukan secara manual menggunakan tangan atau dengan bantuan alat dan mesin pemipil untuk meningkatkan efisiensi. Pemipilan harus dilakukan dengan hati-hati agar biji tidak rusak atau pecah. Setelah dipipil, biji jagung bisa dijemur kembali untuk memastikan kadar airnya cukup rendah sebelum disimpan atau dipasarkan.
6. Penjemuran
Biji jagung yang telah dipipil perlu dijemur kembali dengan menggunakan alas seperti terpal atau plastik untuk mencegah tercampurnya kerikil dan kotoran. Penjemuran dilakukan selama 2 hingga 3 hari, hingga kadar air biji jagung turun ke kisaran 13 hingga 16 persen. Proses ini penting agar biji jagung tetap awet, tidak mudah berjamur, dan siap disimpan atau dipasarkan.
7. Sortasi
Sebelum masuk ke tahap pengemasan, biji jagung harus melalui proses sortasi terlebih dahulu. Pisahkan biji jagung yang keriput, busuk, atau terinfeksi hama dan penyakit agar kualitas tetap terjaga. Selain itu, pastikan tidak ada kerikil atau kotoran lain yang terbawa agar produk akhir bersih dan layak disimpan maupun dipasarkan.
8. Pengemasan
Pengemasan biji jagung dapat dilakukan menggunakan karung putih atau karung goni. Meskipun karung goni memiliki harga yang lebih mahal, keunggulannya terletak pada kemampuannya menyerap sisa kadar air dalam biji jagung. Setelah dikemas, simpan karung di ruangan yang memiliki ventilasi udara yang baik dan terlindung dari air hujan untuk menjaga kualitas jagung tetap terjaga.