Pertanian jagung merupakan salah satu sektor penting dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Namun, masih banyak petani yang belum menerapkan teknik budidaya jagung secara optimal sehingga hasil panennya belum maksimal. Jadi karena itulah pentingnya tau cara bertani jagung yang benar.

Bertani jagung yang benar meliputi pengolahan lahan, pemilihan benih unggul, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pascapanen sesuai kaidah agronomi. Penerapan teknik yang tepat akan menghasilkan jagung berkualitas dan meningkatkan produktivitas. Di era modern, teknologi pertanian membantu petani bekerja lebih efisien dan efektif. Hal ini penting untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Proses Bertadi Jagung Dengan Benar Dan Cara Merawatnya

ladang jagung

1. Persiapan lahan

Langkah pertama dalam budidaya jagung adalah menyiapkan lahan secara optimal. Proses ini dimulai dengan membersihkan lahan dari gulma serta sisa sisa tanaman sebelumnya. Setelah itu, tanah dicangkul atau dibajak untuk membuatnya gembur. Tanah yang gembur akan membantu pertumbuhan akar jagung dan memaksimalkan penyerapan unsur hara.

2. Pengukuran pH tanah

Sebelum proses penanaman dimulai, penting untuk memeriksa tingkat pH tanah. Jagung akan tumbuh secara optimal pada kisaran pH 5,5 hingga 7,0. Jika pH tanah terlalu asam, petani disarankan menambahkan kapur dolomit guna menetralkan keasaman. Hal ini bertujuan agar unsur hara dalam tanah dapat diserap secara maksimal oleh tanaman jagung.

3. Pemilihan benih

Pemilihan benih merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan panen. Disarankan menggunakan benih jagung unggul atau hibrida yang memiliki ketahanan terhadap penyakit, pertumbuhan yang cepat, dan produktivitas tinggi. Benih berkualitas umumnya memiliki daya tumbuh di atas 90%, sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman yang seragam di seluruh lahan.

4. Penanaman dengan jarak yang ideal

Jagung harus ditanam dengan jarak yang tepat agar pertumbuhannya optimal. Umumnya, jarak tanam yang digunakan adalah 60 x 25 cm atau 75 x 20 cm. Jarak ini dirancang agar setiap tanaman memiliki akses yang cukup terhadap cahaya matahari, unsur hara, dan ruang tumbuh, sehingga tidak saling berebut sumber daya.

5. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sekitar 5 – 7 hari setelah penanaman untuk mengganti benih yang gagal. Pertumbuhan yg tidak benar dalam pertumbuhan tanaman, dapat mengganggu keseragaman lahan dan berdampak pada hasil panen. Oleh karena itu, penyulaman penting dilakukan agar semua tanaman berada pada fase pertumbuhan yang sama dan menghasilkan panen yang optimal.

6. Penyiangan gulma

Gulma perlu dikendalikan secara rutin karena dapat memperhambat pertumbuhan jagung. Karena gulma menyebabkan persaingan dalam penyerapan air, cahaya matahari, dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman utama. Oleh karena itu, gulma harus dibersihkan baik secara manual maupun dengan bantuan herbisida agar pertumbuhan jagung tetap optimal.

7. Pemupukan berimbang

Pemupukan jagung dilakukan dalam dua tahap, Yaitu pemupukan dasar saat penanaman dan pemupukan susulan ketika tanaman berusia 15 – 35 hari. Untuk hasil yang maksimal, gunakan kombinasi pupuk urea, SP-36, dan KCl guna mencukupi kebutuhan unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.

8. Pengairan atau irigasi

Air memegang peranan penting dalam budidaya jagung, terutama pada fase pertumbuhan awal, pembentukan tongkol, dan pengisian biji. Penyiraman harus dilakukan secara rutin, khususnya pada musim kemarau, untuk menjaga kelembaban tanah. Tetapi, penting untuk menghindari genangan air, karena kondisi tersebut dapat merusak akar dan mengganggu pertumbuhan tanaman

9. Memelihara jagung

Tanaman jagung memerlukan pemeliharaan yang teratur untuk mendukung pertumbuhannya. Tahapan tahapan yang penting yaitu penyulaman, penjarangan, pembubunan, pengairan, dan pemupukan susulan. Langkah-langkah ini membantu tanaman tumbuh seragam dan menghasilkan panen yang maksimal.

– Penjarangan

Penjarangan dilakukan saat tanaman jagung berumur sekitar satu minggu untuk mengurangi kepadatan dan memastikan setiap tanaman memiliki ruang tumbuh yang cukup agar berkembang secara optimal.

– pembubunan

Pembubunan dilakukan dengan menimbun tanah ke pangkal batang jagung agar tanaman lebih kokoh serta membantu akar menyerap air dan nutrisi dengan lebih efektif.

– Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang atau tambahan nutrisi lain untuk memenuhi kebutuhan hara dan mendukung pertumbuhan jagung secara maksimal.

– Pengairan

Jagung membutuhkan pasokan air yang cukup, terutama pada fase berbunga (usia 45–55 hari) dan fase pengisian biji (usia 50–80 hari) untuk mendukung pembentukan hasil yang maksimal.

– Cegah hama & penyakit

Lindungi tanaman dari hama seperti ulat tanah, ulat daun, dan lalat bibit, serta penyakit seperti bercak ungu, cendawan, dan karat.

10. Penjarangan tanaman

Jika dalam satu lubang tumbuh lebih dari satu tanaman, lakukan penjarangan dengan menyisakan satu tanaman yang paling sehat. Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam menyerap nutrisi, air, dan ruang tumbuh agar tanaman dapat berkembang secara optimal.

11. Panen pada waktu yang tepat

Jagung biasanya siap dipanen pada usia 90–100 hari setelah tanam. Tanda-tanda jagung siap panen antara lain biji sudah keras, kulit luar mengering, dan rambut jagung berubah menjadi cokelat. Memanen pada waktu yang tepat penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen.

12. Pascapanen

Setelah dipanen, jagung harus dikeringkan hingga kadar air mencapai sekitar 14% agar dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Proses pengeringan bisa dilakukan secara alami di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering untuk hasil yang lebih cepat dan efisien.

13. Evaluasi dan percatatan

Langkah terakhir adalah mendokumentasikan seluruh proses budidaya, mulai dari jenis benih, jumlah pupuk yang digunakan, hingga hasil panen. Catatan ini berguna sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan teknik budidaya pada musim tanam berikutnya agar lebih efisien dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Bantuan teknologi

Untuk meningkatkan hasil panen jagung, petani perlu menerapkan teknik budidaya yang tepat dan modern. Solusinya meliputi penggunaan benih unggul, pengolahan lahan yang baik, pemupukan berimbang, serta pengendalian hama dan penyakit secara rutin. Di samping itu, bantuan teknologi pertanian seperti alat tanam otomatis, sistem irigasi tetes, drone penyemprot, hingga mesin pengering jagung dapat sangat membantu petani dalam mempercepat proses kerja, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi produksi.

Baca Juga Artikel ini : Mesin Pertanian Pasca Panen yang Canggih

Kesimpulan

Cara bertani jagung yang benar dan efektif tidak hanya bergantung pada kebiasaan turun-temurun, tetapi juga pada penerapan teknik budidaya modern yang sesuai kaidah agronomi. Mulai dari pemilihan benih unggul, pengolahan lahan, pemupukan berimbang, hingga pemanfaatan teknologi pertanian, semua menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan pengetahuan serta alat yang memadai, petani jagung dapat meraih hasil yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Sekaranglah waktunya untuk melakukan cara bertani jagung yang benar  dan efektif. Terapkan teknik budidaya yang sesuai dengan standar agronomi, manfaatkan benih unggul, serta gunakan teknologi pertanian modern untuk menunjang setiap tahap proses tanam hingga panen. Dengan langkah yang tepat, Anda tidak hanya mendapatkan hasil lebih banyak, tetapi juga lebih berkualitas dan efisien dari segi biaya dan waktu

.Article information based on : https://pertanian.ngawikab.go.id/2022/08/08/budidaya-jagung/

Open chat
Online
Ada yang bisa kami bantu?