Menggunakan pupuk untuk langkah budidaya tanaman seperti cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing akan memberikan dampak baik bagi perkembangan tanaman seperti yang akan kita bahas kali ini.
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Begitu juga dengan tanaman, akan tumbuh dan memberikan produktivitas yang tinggi ketika unsur hara yang dibutuhkannya tersedia dalam jumlah yang cukup.
Selain pupuk kimia yang merupakan “idola” untuk mencukupi nutrisi tanaman, masih ada lagi “mutiara” yang terabaikan, yaitu pupuk organik yang juga menyediakan sejumlah unsur hara.
Salah satunya yaitu pupuk kompos dari kotoran kambing. Akan tetapi untuk menggunakan pupuk dari kotoran kambing ini harus diolah menjadi pupuk kompos terlebih dahulu agar unsur hara yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman.
Populasi Kambing atau Domba
Populasi hewan ternak kambing tergolong cukup tinggi yang tersebar di berbagai belahan provinsi di Indonesia. Dan pada umumnya, masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan (urban area) mempunyai hewan ternak kambing baik secara pribadi mau pun berkelompok, memelihara lebih dari satu ekor kambing.
Bila menernak satu ekor kambing saja, maka kotoran padatan yang bisa dihasilkan sekitar 1-2 kg perhari. Belum lagi ditambah urine serta sisa pakannya, jumlahnya dapat lebih dari 2 kg per hari. Urine kambing dapat mencapai 1 liter lebih per hari tergantung berat ternak tersebut.
Semisal kita coba prediksi bila rata-rata kotoran kambing berupa padatan adalah 1,5 kg per ekor per hari, maka kotoran padatan per tahun per ekor kambing berjumlah sekitar 540 kg (0,54 ton). Berat ini memadai untuk memupuk lahan tanam seluas 500 meter persegi (m²).
Bayangkan jika mempunyai 4 ekor kambing, maka jumlah kotoran kambing yang dihasilkan dalam setahun bisa untuk memupuk 1/5 hektar atau 2.000 meter per segi lahan tanam.
Kandungan Hara dalam Kotoran Kambing
Kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara yang relatif tinggi. Lebih lagi, jika diakumulasikan kotoran padat (feces), kencing (urine) dan sisa pakan dan alas tidur (bedding), sudah pasti unsur hara N, P, dan K serta beberapa unsur hara makro (macronutrients) dan mikro (micronutrients) lainnya lebih tinggi.
Telah banyak peneliti yang pernah mengamati terhadap keberadaan kotoran kambing. Mulai dari jumlah kotoran yang terdiri dari padatan, air seni, dan sisa pakan per hari hingga kandungan nutrisi yang ada di dalamnya, tak terlewat dari pengamatan mereka.
Kotoran kambing atau domba memiliki kandungan senyawa – senyawa organik serta unsur hara penting yang bermanfaat untuk tanaman. Dalam Sutanto, R (2002) membagikan data bahwa kandungan yang ada pada kotoran kambing atau domba, yaitu N dan P205 berturut-turut 0,7% dan 0,4%.
Kadar hara tersebut dapat lebih tinggi lagi maupun lebih rendah. Karena semakin “bergizi” dan “gendut” kambing, maka kemungkinan kandungan hara yang dimiliki lebih tinggi, begitu juga sebaliknya.
Maksudnya bahwa komposisi hara yang ada dalam kotoran kambing sangat tergantung kepada jenis variasi pakan dan juga kesehatan ternak.
Perbandingan Kotoran Kambing dengan Pupuk Urea dan SP-36
Nah, dengan perhitungan unsur hara kotoran kambing di atas, mari kita hitung lagi untuk membandingkan dengan pupuk kimia.
Saat kita menghitung kesetaraannya dengan pupuk kimia seperti urea dan SP-36, maka kotoran kambing harus dipertimbangkan untuk alternatif pupuk organik.
Untuk 4 ekor kambing dihasilkan sekitar +/- 6 kg kotoran padatan per hari atau 2160 kg per tahun (asumsi 1 tahun = 360 hari).
Jika menganut kepada kandungan kotoran kambing padatan, yaitu 0,7% N dan 0,4% P, maka berat kotoran 1 ekor kambing dalam jangka waktu satu tahun ini setara dengan 3,78 kg N atau 8,22 Kg pupuk urea. Berat kotoran kambing tersebut juga setara dengan 2,16 Kg P atau 6 Kg pupuk SP-36.
Itu hanya 1 ekor kambing dan kotoran padatan saja, belum kotoran padatan bercampur dengan air kencing dan sisa pakan, sudah pasti secara logika kita atau orang awam berpikir bahwa jumlah nitrogen, fosfor, serta unsur hara lainnya juga akan semakin tinggi.
Manfaat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing
Sepertinya yang sudah umum diketahui alangkah dasyatnya manfaat pupuk kompos dari kotoran kambing untuk menyegarkan tanah dan menghijaukan tanaman.
Tanah yang dipaksakan terus-menerus menggunakan pupuk anorganik/kimia, lama – kelamaan akan terjadinya kemunduran, baik strukturnya maupun kimiawinya.
Maka dari itu, salah satu manfaat besar pupuk kompos dari kotoran kambing yaitu obat untuk memulihkan/memperbaiki dan meningkatkan produktifitas tanah.
Manfaat lain pupuk kompos dari kotoran kambing sebagai pupuk organik yang digunakan ke lahan tanam adalah sebagai berikut :
- Bisa memperbaiki struktur tanah sehingga memudahkan penetrasi akar tanaman
- Bisa meningkatkan retensi air sehingga tidah mudah kering
- Tanah menjadi lebih gembur dan memiliki porositas, drainase dan aerasi yang baik
- Menambah daya pegang kimiawi tanah atau kapasitas tukar kation lebih tinggi sehingga ketika diberikan pupuk kimia tidak mudah tercuci (leaching) dan hilang dibawa air
- Menambah aktivitas mikroorganisme tanah sehingga lebih banyak hara tersedia untuk tanaman
Kotoran Kambing Harus Diolah Terlebih Dahulu Sebelum Digunakan
Akan tetapi, kotoran kambing tidak dapat secara langsung dimasukkan ke dalam tanah. Karena, kotoran segar kambing bisa membuat tanaman kaget dan terganggu, dikarenakan masih tingginya bahan organik di dalamnya.
Maka dari itu, untuk menurunkan rasio C/N kotoran kambing dan sekaligus mempunyai kandungan hara yang menyuburkan tanaman, maka harus diolah terlebih dahulu.
Cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing agar menjadi pupuk kompos berkualitas, dalam artian mengandung persentase hara tinggi, sudah pernah dilakukan oleh leluhur petani kita sejak dulu kala.
Tetapi, di zaman dahulu masih bersifat tradisional, yaitu dengan membiarkan alam mengolahnya. Kualitas yang diperoleh sudah pasti rendah karena banyak hara yang menguap dan juga hilang karena tercuci air hujan dan masuk ke dalam tanah.
Cara Membuat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing
Untuk cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing yang berkualitas bisa dilakukan dengan cara biasa dan bantuan mikroba.
Cara biasa misal tradisional, tetapi ada sentuhan manusia di dalamnya. Cara tradisional ini memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar +/- 3 bulan baru mendapat hasilnya, yaitu pupuk kandang asal kotoran kambing.
Bila disesuaikan dengan zaman yang serba instan ini, sepertinya produksi pupuk kompos disesuaikan, yaitu harus cepat.
Bersyukur sekali sekarang telah banyak berkembang teknologi yang melibatkan mikroorganisme potensial dan aktif dalam merombak bahan-bahan organik sehingga proses pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak bisa menjadi lebih cepat, yaitu berkisar +/- 1 bulan.
Cara Membuat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing dengan Cara Biasa (Semi Tradisional)
Membuat kotoran kambing menjadi pupuk kompos yang baik dan aman untuk diberikan tanaman sangat mudah. Pada dasarnya mengalami pengomposan atau perombakan oleh mikroba alamiah. Akan tetapi, campuran kotorannya harus tertutup agar tidak banyak yang hilang unsur haranya.
Teknik pengolahan semi tradisional ini serupa dengan teknik Bangalore yang merupakan metode pengomposan yang pernah dikembang di India.
Dimana selama pengomposan, timbunan bahan organik tetap berada di dalam lubang atau wadah tertentu, tidak ada pembalikan dan penyiraman hingga proses perombakan selesai. Dan proses ini berjalan sangat lambat, memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan pupuk kompos yang siap digunakan untuk tanaman.
Setelah kita menyimak cerita panjang tentang pupuk kompos dari kotoran kambing ini, mari mengolah kotoran kambing dan berikut syarat, alat, bahan, serta langkah-langkahnya.
Syarat – Syarat
- Jangan di dekat pemukiman warga untuk menghindari polusi bau kotoran kambing
- Tempat harus beralas semen dan ada tutupnya untuk melindungi dari air hujan. Lantai semen berfungsi agar unsur hara tidak hilang ke dalam tanah.
- Dibuat kotak – kotak sesuai dengan kebutuhan pupuk untuk dibuat. Sebagai rujukan, ukuran 2m x 1m x 1m untuk 1 ton kotoran kambing. Dinding kotak bisa dibeton atau papan yang rapat.
Bahan – Bahan
- Kotoran kambing padatan (kalau bisa yang bercampur dengan urin)
- Sisa pakan kambing atau domba
Alat – Alat
- Skrup
- Cangkul
Cara Mengolah
- Masukkan kotoran kambing dan sisa pakan ke dalam wadah
- Campurkan hingga merata kotoran kambing dengan sisa pakan tersebut
- Uruk dengan tanah galian pada lapisan atasnya, kira-kira setebal 20 – 30 cm
- Diamkan urukan kotoran kambing itu selama +/- 3 bulan
- Setelah jangka waktu tersebut, pupuk kompos dari kotoran kambing telah jadi (cirinya tidak berbau menyengat, suhu kamar, warna mirip tanah gelap, tidak menggumpal dan kadar air rendah)
- Haluskan pupuk kompos tersebut sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan diayak
- Kemas pupuk kompos dari kotoran kambing untuk dijual, disimpan, atau langsung digunakan untuk kebutuhan sendiri/kelompok.
Cara Membuat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing dengan Bioaktivator
Pada prinsipnya, cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing dengan bantuan bioaktivator, sama dengan mengolah kotoran ternak lainnya, seperti kotoran kerbau, sapi, kuda, dan lainnya.
Semua tergantung pada jenis aktivator yang dipakai, untuk pengomposan kotoran kambing dalam artikel ini, kita mencobanya dengan bioaktivator Stardec.
Bagaimana cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing dengan Stardec? Mengutip catatan Simamora, S & Salundik (2006) menerangkan bahwa pembuatan kompos menggunakan Stardec membutuhkan empat bak penampungan yang setiap bak bisa menampung bahan baku kompos sebanyak 1.000 kg atau 1 ton.
Buat perlindungan dengan ketinggian 2 meter dari lantai agar semua bak terlindungi dari air hujan dan sinar matahari langsung.
Bahan kompos dibalik seminggu sekali dengan cara memindahkannya ke bak berikutnya, pada bak pertama langsung diisi kembali dengan bahan yang akan dikomposkan, begitu seterusnya.
Berikut cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing dengan aktivator Stardec :
Syarat – Syarat
- Harus ada minimal empat kotak
- Syarat lain sama seperti pada semi tradisional
Bahan – Bahan
- Kotoran kambing yang padatan 1.000 kg
- Sisa-sisa pakan
- Bioaktivator, yaitu Stardec 2,5 kg (0,25% dari bahan)
- Abu gosok 100 kg
- Kalsit 20 kg (Kapur pertanian)
Cara Mengolah
- Campurkan kotoran kambing dan sisa pakan dengan Stardec, aduk secara rata, kemudian masukkan ke dalam bak pertama. Biarkan bahan campuran tersebut selama satu minggu
- Balik bahan organik dengan cara memindahkannya ke bak kedua (bagian atas jadi ada di bawah) sambil dicampur dengan abu organik dan kalsit, biarkan selama satu minggu.
- Bak pertama yang sudah kosong diisi lagi dengan bahan kompos yang baru.
- Setelah satu minggu, balik kompos yang ada di bak kedua dengan cara memindahkan ke bak ketiga, bak kedua diisi dengan kompos bak pertama. Biarkan lagi selama 1 minggu.
- Setelah dibiarkan 1 minggu, kompos yang ada di bak ketiga dibalik dengan cara dipindahkan ke bak keempat.
- Bak ketiga diisi lagi dengan kompos bak kedua dan biarkan selama 1 minggu lagi
- Setelah satu minggu dibiarkan dalam bak keempat, maka kompos yang ada dalam bak keempat sudah terdekomposisi sempurna (kompos sudah matang) dan siap dipakai
- Kompos kotoran kambing yang telah matang bisa dihaluskan, lalu diayak dan dikemas atau untuk langsung digunakan sendiri, silahkan.
Teknik pengomposan bioaktivator stardec di atas, sebetulnya bisa dikatakan metode Kraal. Karena, prosesnya mirip dengan salah satu metode tersebut. Metode Kraal disebutkan yaitu timbunan dicampur dengan kotoran ternak padat ataupun cair. Kemudian didiamkan sekitar sebulan dan dilakukan pembalikan. Bagian bawah diletakkan di atas dan bagian atas diletakkan di bawah dengan pembalikan 3-4 kali, umumnya kompos sudah jadi.
Cara Menyimpan Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing yang Benar
Pupuk kompos dari kotoran kambing tidak bisa dibeli dalam jumlah yang pas sesuai kebutuhan tanaman. Anda perlu membelinya langsung dalam jumlah minimal satu karung.
Namun bila ada sisa, pupuk kompos tersebut harus disimpan dengan benar supaya tidak rusak dan kehilangan unsur haranya. Menyimpan pupuk organik sebetulnya tidaklah sulit, Anda hanya perlu memerhatikan beberapa hal seperti di bawah ini.
1. Diberi naungan
Menyimpan pupuk kompos yang dipakai untuk tanaman buah perlu disimpan dalam tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari.
Pada umumnya, pupuk yang diberikan untuk tanaman buah wajib mempunyai sisa yang lumayan banyak. Anda harus memberikan naungan untuk melindungi agar pupuk tidak menguap. Kandungan di dalam pupuk kompos dari kotoran kambing sangat mudah menguap bila terkena sinar matahari, seperti nitrogen dan belerang.
Tetapi, pupuk tidak dapat disimpan dalam ruangan yang tertutup total untuk menjaga aktivitas mikroorganisme sehingga kalau digunakan mikroorganisme masih dapat digunakan secara maksimal.
Maka dari itu, Anda cuma perlu memberikan naungan untuk mengurangi intensitas matahari dan melindunginya dari air hujan. Bila pupuk terlalu basah karena terkena air hujan, proses penguraian mikroorganisme dapat terganggu.
2. Perhatikan wadah yang dipakai
Wadah berguna sama seperti naungan, yaitu mengurangi penguapan dan mencegah pengaruh dari sinar matahari.
Sebetullnya pupuk disimpan pada wadah karung atau wadah lain yang tertutup untuk menjaga mikroorganisme agar bisa beraktivitas secara maksimum.
3. Diberi dorongan
Pupuk kompos dari kotoran kambing yang dibuat melalui proses pematangan akan aktif selama masa penyimpanan, maka dari itu saat dipegang pupuk akan terasa panas.
Untuk mempercepat proses penguraian bisa dilakukan dengan memberikan energi dan menurunkan panas yang dikarenakan oleh aktivitas mikroorganisme. Kita bisa menyiramkan larutan urea atau air saat pupuk terasa panas agar proses penguraian bisa terus berlangsung.
4. Lihat sirkulasi udara
Semasa proses penguraian mikroorganisme memerlukan udara segar dengan sirkulasi udara yang lancar.
Maka dari itu, menyimpan pupuk kompos sebetulnya dilakukan di ruangan berventilasi baik supaya sirkulasi udara berjalan lancar. Jangan menimbun karung pupuk terlalu rapat atau tinggi supaya sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar di antara karung pupuk.
Demikian tadi artikel cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing yang bisa dijadikan referensi.