SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah panduan tertulis yang menjelaskan langkah-langkah baku agar suatu aktivitas dapat dijalankan secara konsisten dan efisien dalam organisasi. Dalam konteks sekolah, SOP MBG di Sekolah adalah dokumen acuan yang mengatur cara pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan prosedur yang harus dipatuhi.
Tujuan utama penyusunan SOP adalah agar setiap tahap berjalan secara seragam, meminimalisir kesalahan, meningkatkan efektivitas, serta mengurangi ketergantungan terhadap individu tertentu. SOP ini mengatur seluruh aspek: perencanaan menu, pengadaan bahan pangan, pengolahan makanan, pendistribusian hingga penanganan kasus darurat seperti keracunan makanan.
Oleh karena itu, tim SPPG di sekolah harus mematuhi SOP ini sebagai pedoman utama agar penyelenggaraan MBG berjalan sesuai standar, aman, dan efisien.
Penyusunan Prosedur dalam SOP MBG di Sekolah

Berikut adalah cakupan prosedur utama yang harus ada dalam SOP MBG di Sekolah, agar pelaksanaan program secara tertib, aman, dan sesuai kualitas yang diharapkan, antara lain :
1. Perencanaan dan Persiapan
Tahap perencanaan dan persiapan menjadi landasan utama dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah. Pada tahap ini, seluruh kegiatan dirancang secara sistematis agar pelaksanaannya berjalan efisien, tepat sasaran, dan sesuai standar yang berlaku.
- Menyusun jadwal pelaksanaan program MBG di sekolah.
- Menetapkan menu bergizi sesuai rekomendasi ahli gizi.
- Memeriksa kesiapan dapur, peralatan, dan personel pelaksana.
- Membagi tugas secara jelas antar tim dapur, satgas, dan pengurus kelas.
2. Pengadaan dan Penerimaan Bahan Baku
Tahap pengadaan dan penerimaan bahan baku berperan penting untuk menjamin kualitas makanan yang akan disajikan kepada siswa. Proses ini dilakukan dengan teliti agar setiap bahan yang masuk ke dapur memenuhi standar keamanan pangan dan layak di konsumsi.
- Membeli bahan dari pemasok yang tepercaya dan terverifikasi.
- Memeriksa kondisi bahan baku yang tiba: kesegaran, varietas, serta kemasan.
3. Penyimpanan Bahan Baku
Tahap penyimpanan bahan baku dilakukan untuk menjaga kualitas serta keamanan bahan sebelum diolah menjadi makanan siap saji. Proses ini memerlukan ketelitian agar bahan tetap segar dan terhindar dari risiko kontaminasi.
- Menyimpan bahan sesuai jenis dan suhu yang di syaratkan.
- Pisahkan bahan mentah dan bahan matang untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
- Menyimpan bahan dalam wadah tertutup yang bersih dan higienis.
4. Pengolahan Makanan pada SOP MBG di Sekolah
Tahap pengolahan makanan merupakan inti dari seluruh proses dapur MBG, di mana bahan baku diubah menjadi hidangan bergizi dan layak di konsumsi. Proses ini menuntut kedisiplinan tinggi dalam hal kebersihan, teknik memasak, dan pengawasan mutu agar hasilnya aman serta memenuhi standar gizi.
- Mencuci tangan dan menggunakan pakaian kerja yang bersih.
- Membersihkan bahan pangan sebelum diolah.
- Memasak dengan menggunakan peralatan yang bersih dan pada suhu yang sesuai.
- Menjaga kebersihan area dapur selama proses pengolahan berlangsung.
5. Pengemasan dan Pelabelan
Tahap pengemasan dan pelabelan berperan penting untuk menjaga keamanan serta mengkoordinasikan distribusi makanan. Proses ini memastikan setiap hidangan terlindungi dengan baik dan dapat dilacak dengan mudah jika terjadi kendala di lapangan.
- Mengemas makanan dengan wadah yang higienis dan memenuhi standar.
- Menempel label yang memuat tanggal, waktu produksi, dan kelas/tujuan penerima.
- Menutup wadah secara rapat untuk menghindari kontaminasi.
6. Persiapan Pengiriman
Tahap persiapan pengiriman dilakukan untuk memastikan makanan yang telah di produksi dapat sampai ke penerima dengan jumlah dan kondisi yang tepat. Proses ini membutuhkan ketelitian serta koordinasi antara tim dapur, pihak sekolah, dan satgas agar distribusi berjalan lancar.
- Tim dapur menghitung dan menata kotak makanan berdasarkan jumlah siswa yang hadir.
- Sekolah menerima dan mengonfirmasi jumlah kotak dari dapur.
- Satgas membagikan makanan ke tiap kelas sesuai daftar siswa yang hadir.
7. Distribusi Makanan dalam SOP MBG di Sekolah
Tahap pendistribusian makanan menjadi bagian akhir yang hasil makanan dapur sampai ke siswa dalam kondisi aman, higienis, dan sesuai jumlah kebutuhan. Proses ini memerlukan persetujuan serta koordinasi antara satgas, pengurus kelas, dan pihak sekolah agar pembagian berjalan lancar.
- Satgas memberikan informasi kepada pengurus kelas agar pertemuan di area yang telah ditetapkan.
- Menyesuaikan jumlah siswa yang hadir agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan.
- Membagikan makanan secara teratur dan meminta pengurus kelas menandatangani daftar penerimaan.
8. Pelaksanaan Makan Bersama
Tahap pelaksanaan makan bersama memastikan setiap siswa menerima makanan bergizi secara tertib sekaligus menumbuhkan kebiasaan makan yang disiplin. Kegiatan ini juga membantu tim menyatukan penggunaan wadah dan jumlah makanan yang di konsumsi.
- Ketua kelas dan pengurus mendistribusikan makanan kepada seluruh anggota kelas.
- Ketua kelas memimpin doa bersama sebelum makan.
- Makanan dikumpulkan (setiap lima kotak diikat).
- Menghitung jumlah kotak yang dikembalikan secara menyeluruh.
9. Pengembalian Wadah (Ompreng)
Tahap pengembalian wadah (ompreng) penting untuk menjaga kebersihan, kerapian, dan kesiapan wadah untuk digunakan kembali pada kegiatan MBG berikutnya. Proses ini juga membantu memastikan semua peralatan tercatat dan dalam kondisi baik.
- Satgas menerima dan menghitung jumlah ompreng yang dikembalikan oleh tiap kelas.
- Melakukan pemeriksaan checklist agar semua kotak kembali dalam kondisi baik.
- Jika sudah lengkap, pengurus kelas dan ketua kelas diperbolehkan meninggalkan daerah.
- Wadah yang sudah dikembalikan disusun rapi agar bisa diambil kembali oleh pihak dapur.
10. Kebersihan dan Keamanan Pangan
Menjaga lingkungan makan siswa tetap sehat dan aman.
- Area makan dan wadah selalu dalam kondisi bersih.
- Makanan harus memenuhi standar gizi dan keamanan pangan sesuai pedoman MBG.
11. Pelaporan dan Evaluasi
Memantau efektivitas dan kualitas program MBG.
- Satgas melaporkan jumlah penerima, sisa pangan, dan kondisi distribusi ke pihak sekolah dan tim dapur.
- Evaluasi rutin dilakukan agar SOP tetap relevan dan proses bisa diperbaiki jika ada kekurangan.
Struktur dan Pelaksanaan SOP MBG di Sekolah

Pelaksanaan MBG harus dijalankan secara sistematis dan terkoordinasi. Beberapa hal yang menjadi fokus dalam struktur SOP antara lain:
Kebersihan dan Higienitas
Kebersihan adalah prioritas utama di dapur MBG. Semua area harus dibersihkan secara rutin, disinfektan digunakan sesuai food grade, alat sanitasi dilakukan sebelum dan sesudah digunakan, serta ventilasi dijaga agar tidak lembap. Produk pembersih harus dipisahkan antara area kotor dan bersih agar tidak terjadi kontaminasi silang. Pelatihan secara berkala kepada staf penting agar kebiasaan mencuci tangan, penggunaan sarung tangan, dan penanganan bahan pangan dilakukan dengan disiplin.
Tugas Kepala Sekolah dan Tim SPPG
- Koordinasi mengarahkan proses dari persiapan hingga pendistribusian.
- Mengawasi kinerja staf agar protokol kebersihan dan keamanan pangan dijalankan.
- Melakukan evaluasi secara berkala agar sistem dapat diperbaiki terus menerus.
Tugas Tim Distribusi dalam SOP MBG di Sekolah
Tim bertanggung jawab agar makanan sampai tepat waktu dan sesuai standar. Pengendalian suhu, kebersihan kontainer, dan kecepatan pengantaran menjadi point penting agar kualitas makanan tetap terjaga selama perjalanan.
Prosedur Keamanan Pangan
Sampel makanan diambil dalam jarak waktu 2×24 jam untuk pengujian mikrobiologi. Seluruh kegiatan mulai dari alat sanitasi, penyimpanan bahan baku, kebersihan personal staf, hingga logistik harus mengikuti SOP ketat agar siswa menerima makanan yang aman dan bergizi.
Teknik Penyimpanan dan Persiapan Bahan SOP MBG di Sekolah

Teknik Penyimpanan
- Menyesuaikan suhu simpan bahan sesuai klasifikasi (dingin vs ruang).
- Memisahkan bahan mentah dan matang dalam ruang berbeda.
- Menggunakan wadah kedap udara agar bahan tidak terkena kelembapan atau hama.
Prosedur Persiapan Sebelum Memasak
- Staf selalu mencuci tangan sebelum bekerja.
- Membersihkan sayur dan buah dengan air mengalir.
- Mengukur bahan berdasarkan takaran untuk menjaga proporsi gizi.
Distribusi dari Dapur ke Sekolah

1. Jadwal yang Tepat Waktu
Makanan dikirim sesuai jadwal yang disepakati agar tidak rusak.
2. Transportasi yang Layak
Kendaraan tertutup, bersih, dan sesuai standar higienis.
3. Monitoring Perjalanan
Tim pengawas memantau kondisi makanan sepanjang perjalanan dan melakukan tindakan korektif bila diperlukan.
4. Kepatuhan terhadap SOP
Semua distribusi harus berjalan sesuai SOP untuk menjaga mutu dan keamanan pangan.
Sinergi Ahli Gizi dan Pengelola Keuangan pada SOP MBG di Sekolah
Kolaborasi antara ahli gizi dan pengelola keuangan memegang peranan penting dalam menjaga keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Melalui kerja sama yang terencana dan saling mendukung, sinergi memastikan setiap aspek berjalan seimbang dari penyediaan gizi hingga efisiensi anggaran. Ahli gizi merancang menu sesuai kebutuhan nutrisi anak sekolah, sementara pengelola keuangan memastikan dana digunakan secara tepat tanpa menurunkan kualitas bahan pangan.
Dengan kerja sama ini, program MBG dapat berjalan berkelanjutan, efektif, dan memberikan manfaat nyata bagi peserta didik.
Prosedur Penanganan Darurat SOP MBG di Sekolah
Prosedur penanganan darurat diterapkan apabila terjadi kejadian keamanan pangan, seperti dugaan keracunan makanan atau keluhan kesehatan setelah siswa mengonsumsi makanan program MBG. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan bantuan pertama kepada siswa yang terdampak dan segera membawa mereka ke unit kesehatan sekolah (UKS) atau fasilitas kesehatan terdekat.
Setelah itu, dilakukan pengungkapan makanan yang diduga menjadi sumber masalah untuk mencegah siswa lain mengonsumsinya. Tim dapur dan pihak sekolah kemudian mengamankan sampel makanan yang tersisa guna dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh dinas kesehatan. Selanjutnya, tim pelaksana MBG bersama ahli gizi melakukan evaluasi penyebab kejadian, termasuk pemeriksaan bahan baku, proses pengolahan, serta alat kebersihan dan lingkungan dapur.
Seluruh hasil penanganan dan pemeriksaan dicatat dalam laporan resmi, lalu diserahkan kepada pihak sekolah dan dinas terkait sebagai dasar untuk tindakan perbaikan SOP agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Manfaat Mematuhi SOP MBG di Sekolah
Kepatuhan terhadap SOP MBG di sekolah menjadi kunci utama keberhasilan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, setiap tim dapat bekerja lebih terarah, aman, dan efisien. Selain itu, penerapan SOP juga membantu menjaga saling layanan serta kepercayaan terhadap pelaksanaan program .
- Menjamin keamanan dan kualitas makanan siswa.
- Menghindari kesalahan dalam proses pengolahan dan distribusi.
- Menjaga kebersihan dapur dan lingkungan sekolah.
- Menjamin konsistensi pelaksanaan program di setiap tahap.
- Membantu akuntabilitas dan transparansi operasi MBG.
Kesimpulan
SOP MBG di sekolah merupakan landasan utama agar seluruh tahapan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis berjalan tertib, aman, dan berkualitas. Dengan penerapan SOP ini secara disiplin mulai dari perencanaan, pengolahan, distribusi, hingga evaluasi sekolah dan tim terkait dapat menjamin bahwa makanan yang diterima siswa memenuhi standar gizi, higienis, dan tepat sasaran.
Lebih dari itu, kepatuhan terhadap SOP memperkuat akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi dalam implementasi MBG. Oleh karena itu, program ini tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan siswa, tetapi juga memperkuat budaya kerja, disiplin, dan tanggung jawab di sekolah
