Tebu termasuk satu keluarga dengan rumput. Tanaman ini tumbuh tinggi, memiliki batang tipis atau berbentuk seperti tongkat. Tanaman tebu ditanam dalam suatu galur/parit pada bagian sisi/pinggirnya, pada musim gugur. Cara menanam tebu perlu diketahui sebelum Anda memutuskan untuk menanamnya, terutama sebagai ladang penghasilan.

Tebu juga bisa diolah dengan menggunakan mesin peras tebu untuk menghasilkan berbagai olahan seperti es tebu dengan berbagai varian misalnya es tebu kelapa muda, es tebu segar, dan lain-lain. mesin peras tebu ini juga sering kita jumpai pada penjualan es tebu, jadi mesin ini sangatlah menguntungkan.

Dalam menanam tebu tidak menuntut perawatan selama musim dingin, dan pada musim semi tunas-tunasnya yang akan tumbuh setinggi pohon bambu.

Budidaya tebu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas dengan suhu 25—28°C dan memiliki curah hujan 100 mm/tahun.

Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami tebu antara lain jenis alivial, regosol, podsolik, atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah yang paling baik ialah antara 6,4—7,7.

Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Menanam Tebu

cara menanam tebu

1. Mempersiapkan Lahan dan Memilih Bibit Tebu

Tanah yang digunakan untuk menanam tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara, yaitu dibajak dan reynoso. Proses pembajakan bertujuan menggemburkan tanah yang kering. Sedangkan, proses reynoso dilakukan pada area yang mengandung banyak air.

Bibit yang digunakan dalam menanam tebu ada 4 macam, yaitu bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan, dan bibit siwilan. Penggunaan bibit pucuk diambil dari tebu yang berumur 12 bulan dengan mengambil 2—3 tunas muda dengan panjang 20 cm.

Bibit batang muda berasal dari tebu yang berumur 5—7 bulan. Bibit rayungan merupakan bibit tebu yang diambil dari pucuk tebu yang sudah mati.

2. Proses Penanaman dan Waktu Penanaman Tebu

Waktu yang paling tepat untuk memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah, yaitu antara Oktober sampai Desember. Teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan setek yang mempunyai 8—9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap setek. Tiap setek ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25—1,35 meter.

3. Perawatan

Perawatan tanaman tebu meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, serta penanganan hama dan penyakit. Proses penyiraman lebih baik dilakukan setelah proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari setelah pemupukan.

Sementara itu, penyulaman perlu dilakukan untuk mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan baik. Tahap ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2—4 minggu dan bibit rayungan yang berumur 2 minggu.

Langkah penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan memotong gulma yang mengganggu. Proses memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman pemupukan P3GI. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk ZA, SP36, dan KCL. Pemupukan diberikan secara bertahap dan menyesuaikan kebutuhan tanaman tebu juga lahan.

Sementara itu, hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat penggerek. Untuk mencegahnya, perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa juga menggunakan predator alam, yaitu Trichogama sp dan lalat jatiroto. Atau, dengan menyemprotkan Thiodan 35 EC.

Cara Menanam Tebu agar Hasil Melimpah

cara menanam tebu

Cara menanam tebu yang baik dan benar, sebagai berikut:

1. Pilihlah Tanaman Tebu yang Sehat

Tebu paling mudah ditemukan selama musim panen, pada akhir musim panas dan awal musim gugur (Catatan: di Indonesia, pada bulan-bulan kering). Apabila Anda tidak bisa menemukan bibit tebu di pusat pertamanan setempat, sering kali tanaman tersebut bisa ditemukan tumbuh di pinggir jalan dan pasar tani. Toko bahan pangan khas Asia di luar negeri (Asian grocery), biasanya juga menyediakan tanaman (batang) tebu.

  • Carilah batang yang panjang dan tebal, yang kemungkinan besar akan menghasilkan tanaman baru yang sehat.
  • Batang tersebut memiliki beberapa buku (bagian keras pada pertemuan dua ruas), dan tanaman baru akan bertunas dari setiap buku tersebut. Belilah batang tebu sebanyak yang Anda perlukan untuk menghasilkan sejumlah panenan yang Anda inginkan.

2. Potonglah Tunas Tebu Menjadi Beberapa Bagian dengan Panjang Sekitar 30 cm

Usahakan setiap potong ada sebanyak tiga sampai empat buku, agar lebih besar kemungkinan untuk menghasilkan banyak tunas. Jika pada batang tebu masih terdapat daun atau bunga, buanglah bagian tersebut. Untuk memotong tunas juga sebaiknya menggunakan Mesin pemotong tunas tebu untuk mempermudah pengambilan calon tunas tebu yang akan ditanam.

3. Membuat Galur (Lekuk Memanjang, seperti Parit) pada Bagian Lahan yang Terpapar Matahari

Batang tebu ditanam dalam posisi horizontal pada bagian tanah yang miring, pada kedalaman galur atau parit sekitar 10 cm. Proses penanaman tebu ini memerlukan sinar matahari penuh, jadi pilihlah area yang tidak ternaungi. Galih galur yang cukup panjang untuk setiap batang tebu yang akan Anda tanam, dengan memberi jarak antargalur sekitar 30 cm.

  • Memakai sekop yang mempunyai ujung yang datar atau cangkul, daripada menggunakan sekop berujung lancip atau melengkung, untuk memudahkan penggalian atau pembuatan galur.
  • Petani tebu berskala besar idealnya memiliki perlengkapan yang lebih canggih untuk menggali parit.

4. Basahi Galur

Memakai selang untuk menyiram galur sebagai persiapan penanaman batang tebu. Jangan lupa memastikan agar air meresap ke dalam tanah dan tidak ada genangan yang tersisa sebelum Anda menanaminya.

5. Tanamlah Tebu

Tanam batang tebu ke dalam tanah sepanjang galur dengan posisi horizontal, kemudian tutup dengan tanah. Tidak boleh menanam batang tebu dalam posisi berdiri tegak, karena tidak akan tumbuh.

6. Tunggulah Tanaman Tebu Tumbuh

Pada musim semi, biasanya dalam bulan April atau Mei, tunas akan mulai tumbuh dari buku-buku batang tebu. Pada saat itu Anda akan melihat tunas-tunas tersebut tiba-tiba menyembul dari dalam tanah membentuk batang tebu tersendiri. Batang tebu baru tersebut akan tumbuh semakin tinggi sampai akhir musim panas.

Cara Memanen Tebu

cara menanam tebu

Kegiatan pemanenan tebu bertujuan untuk mengambil batang tebu sebanyak-banyaknya untuk kemudian diproses menjadi gula. Pemanenan tebu dilakukan pada saat tebu berumur 12 bulan, sesuai dengan jenis tebu yang ditanam. Proses panen tebu dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Sesuai dengan keadaan tebu yang akan ditebang, cara pemanenan tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemanenan tebu hijau (green cane) dan pemanenan tebu bakar (burnt cane).

Bersumber pada sumber tenaga utama yang dipakai, proses panen tebu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memanen tebu secara manual dan memanen tebu secara mekanis.

Proses memanen tebu secara manual dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: loose cane dan bundle cane. Hasil panen dengan cara loose cane berbentuk tebu lonjoran yang lepas dan dimuat ke kendaraan angkut grab loader.

Berbeda dengan hasil panen dengan cara bundle cane berbentuk tebu lonjoran yang terikat dan dimuat ke kendaraan angkut menggunakan tenaga manusia.

Tahap Pemanenan Tebu dengan Cara Loose Cane:

  1. Dari tebu kering (klaras) dibersihkan dan diletakkan dalam satu barisan
  2. Pangkal batang tebu di permukaan tanah dipotong
  3. Pucuk batang tebu dipotong
  4. Potongan batang tebu ditumpuk pada satu barisan, umumnya ada 4 atau 6 deretan tebu yang telah ditebang disusun menjadi satu deretan melintang.

Tahap Pemanenan Tebu dengan Cara Bundle Cane:

Panen tebu dengan cara bundle cane adalah hampir sama dengan cara loose cane, yang membedakan hanya terletak pada potongan batang-batang tebu yang diikat dengan jumlah tertentu kemudian disusun pada suatu barisan.

Tahap Pemanenan Tebu dengan Menggunakan Mesin

Adapun penggunaan mesin pemanen tebu lainnya secara mekanis, yaitu Wholestalk harvester dan Chopper harvester. Wholestalk harvester melakukan pemotongan tebu pada pangkal batang dekat permukaan tanah, kemudian dibawa ke belakang dan disusun di atas guludan.

Oleh karena itu, tebu hasil panen masih berupa lonjoran batang tebu (utuh) yang diletakkan di atas permukaan tanah. Tebu hasil panen dengan cara seperti ini sering tercampur kotoran (tanah) pada saat pemuatannya ke mesin angkut yang akan membawanya ke pabrik.

Chopper harvester memotong tebu berupa potongan-potongan berukuran pendek. Tanaman tebu yang telah di panen akan dipotong lagi pada pangkal batangnya menjadi potongan-potongan yang lebih pendek yang disebut billet dengan ukuran mencapai 20 – 40 cm.

Pemanenan tebu di Indonesia sebagian besar masih dilakukan secara manual dengan bundle cane yaitu dengan cara memotong batang tebu dengan menggunakan mesin potong tradisional berupa sabit atau parang.

Pemanenan manual ini dilakukan dengan memotong batang tebu, kemudian membersihkan daun kering dan daun hijau dan batang tebu diletakkan dalam satu alur dan diikat.

Proses pemanenan tebu secara manual atau tradisional membutuhkan tenaga kerja atau buruh yang relatif lebih banyak dengan kapasitas kerja yang rendah. Hal ini dikatakan rendah karena biasanya tebu yang tertinggal di lahan masih banyak (tinggi).

Itulah beberapa cara menanam tebu dan memanen tebu yang baik dan benar. Selamat Mencoba !!!

 

Open chat
Online
(ONLINE) CS Fajar
Ada yang bisa kami bantu?