Artikel kali ini akan menjelaskan cara membuat gula sesuai jenisnya, dimana jenis-jenis gula ada banyak tetapi dalam artikel ini hanya akan dijelaskan 7 macam gula.

Dalam kehidupan kita gula sudah tidak asing lagi. Gula biasanya dipakai untuk pemanis baik itu makanan atau minuman. Selain diolah menjadi makanan,  jika dicampur dengan garam gula dapat membuat suatu makan menjadi gurih sehingga tidak perlu menggunakan MSG.

Gula terbuat dari air nira kelapa atau tebu. Sebenarnya gula mempunyai banyak jenis yang bisa di manfaatkan. Gula dibuat sesuai dengan kebutuhannya dengan berbagai macam bahan. Berikut 7 macam gula dan kegunaannya. Yuk disimak!

Jenis-jenis Gula

cara membuat gula

1. Gula Pasir

Terbuat hasil kristalisasi cairan tebu dengan tekstur halus dan warna putih seperti kertas walaupun di beberapa tempat di dunia memakai bit sebagai bahan dasarnya.

Gula ini merupakan gula serbaguna yang dapat dipakai dalam berbagai jenis hidangan, mulai dari kue, minuman, hingga tumisan.  Gula dengan warna cerah biasa digunakan untuk bahan membuat kue dan yang kecoklatan untuk pemanis teh.

2. Gula Batu

Gula batu merupakan hasil kristalisasi gula pasir. Dalam pembuatannya gula pasir tersebut nantinya dibantu air panas dan berubah menjadi bongkahan dingin. Membutuhkan waktu lama untuk larut dalam air jika hasil yang diperoleh seperti batu kristal.

Gula batu biasanya digunakan untuk pemanis minuman tradisional atau dimakan langsung untuk menghilang kan rasa pahit setelah minum jamu.

3. Gula Bubuk

Jenis gula yang dihaluskan dan sehalus tepung biasa disebut Gula bubuk atau biasa juga disebut gula tepung. Gula bubuk juga bisa terbuat dari jagung supaya tidak mudah menggumpal.

Bahan untuk taburan untuk kue kering dan pembuat krim kue biasanya menggunakan gula bubuk. Adonan buttercream juga biasanya dicampurkan dengan gula halus dikarenakan teksturnya yang ringan.

4. Gula Dadu

Dibuat dari gula pasir berkualitas tinggi yang dipres membentuk kotak dan kemudian dikeringkan. Gula dadu lebih sering digunakan untuk pelengkap minuman-minuman panas seperti kopi dan teh.

5. Gula Palem

Gula palem juga disebut gula semut. Dalam pembuatan gula ini dibuat dari sari pohon kelapa. Memiliki warna coklat, dan memiliki harum yang khas serta bentuknya seperti gula pasir.

Gula ini memiliki aroma wangi seperti gula jawa dan aren sehingga sering digunakan untuk membuat ontbijkoek, fruit cake, dan kue-kue kering.

6. Gula Aren

Sari pohon aren atau enau biasanya digunakan untuk membuat Gula aren. Kebanyakan gula ini dijual dalam bentuk silinder,  warnanya biasanya cokelat gelap dan memiliki tekstur kasar. Di Sulawesi Utara (Sulut), gula ini biasa disebut dengan Gula Batu. Kendati demikian, gula batu sebenarnya memiliki pengertian berbeda.

7. Gula Jawa

Gula ini dibuat dari sari pohon palem. Pada jajanan tradisional Indonesia seperti, gemblong dan getuk sering ditemukan gula merah pada jajanan tersebut.

Beragam Cara Membuat Gula Sesuai Jenisnya

cara membuat gula

Cara Membuat Gula Pasir

1. Proses Ekstrasi

Pada tahap awal dalam pembuatan gula tebu yaitu ekstraksi jus atau sari tebu. Dengan menggunakan mesin peras tebu bisa digunakan untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya caranya dengan menghancurkan tebu.

Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Nantinya ini akan menghasilkan jus berupa cairan yang kotor: serat-serat yang berukuran kecil serta ekstrak dari daun dan kulit tanaman, sisa ampas tanah dari lahan, semuanya bercampur di dalam gula. ada juga dengan penepungan gula dengan menggunakan mesin penepung gula semut.

Mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu yang berasal dari hasil ekstraksi, yang dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula.

2. Pengendapan Kotoran dengan Kapur

Sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan, panaskan jus hasil proses esktraksi terlebih dahulu. Membandingkan jus yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur dimana kapur memiliki kandungan kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 yang akan dimasukkan ke dalam jus dengan, lalu dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: tangki penjernih (clarifier).

Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah agar padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.

Kotoran lumpur yang berasal dari clarifier masih memiliki kandungan gula sehingga biasanya harus melakukan proses penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis. .

3. Penguapan ( Evaporasi )

Proses evaporasi yaitu jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Sebelum menuju ke tahap pembuatan kristal, lebih sering lakukan pembersihan sirup supaya tidak melakukan pembersihan terus menerus.

Cairan (liquor) gula jenuh (cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) yang memiliki kandungan gula mencapai 80% dan 15% kandungan gula  biasanya terdapat pada jus yang sudah bersih.

4. Pendidihan ( Kristalisasi )

Pada tahap akhir pengolahan sirup akan disimpan di dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Proses ini dilakukan pada wadah air tersebut sampai mencapai kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai.

Pada proses kristalisasi, yang dilakukan pertama yaitu percampuran beberapa kristal ke dalam sirup. Kemudian kristal akan dibentuk, kristal yang merupakan hasil campur yang dihasilkan dari larutan induk (mother liquor) akan diputar dengan alat yang disebut sentrifugasi yang digunakan untuk memisahkan keduanya, misalkan seperti proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar.

Kristal-kristal tersebut kemudian akan melalui proses pengeringan dengan udara panas sebelum disimpan. Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mempunyai kandungan sejumlah gula sehingga biasanya proses kristalisasi diulang beberapa kali.

Oleh karena itu, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Fruktosa dan glukosa merupakan gula hasil pecahan sukrosa yang mampu menghambat proses kristalisasi.

Olah karena itu, langkah-langkah berikutnya menjadi semakin sulit, sampai i pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.

5. Penyimpanan

Gula kasar yang merupakan hasil proses kristalisasi akan berbentuk sebuah gunungan coklat lengket selama proses penyimpanan dan terlihat lebih mirip dengan gula coklat lunak yang sering ditemui dapur-dapur rumah tangga.

Gula ini pada dasarnya sudah dapat dipakai, tetapi karena kotor dalam proses penyimpanannya dan mempunyai rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak disukai orang.

6. Afinasi

Proses pemurnian gula yang masih kasar dengan membersihkan dan melunakkan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal tersebut disebut proses afinasi.

Lalu padukan gula kasar dengan sirup kental hangat dengan kemurnian yang cukup tinggi, lalu dibandingkan dengan lapisan sirup supaya tidak melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat) saja.

Paduan dari hasil (‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan antara kristal dari sirup hingga kotoran yang dipisahkan dari gula dan yang dihasilkan dari kristal siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.

Kandungan yang diperoleh dari proses pelarutan kristal yang telah dicuci memiliki berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya.

7. Penghilangan Warna

Untuk menghilangkan warna dari sirup gula, ada 2 cara yang digunakan, keduanya menggunakan teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium.

Seringkali juga menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. Sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan disebut GAC yaitu cara modern setingkat bone char.

Cara lain juga yaitu dengan memakai resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Jika ingin meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan buatlah resin dengan cara kimiawi.

Hasil dari proses tersebut kemudian siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Uapkan panci tersebut terlebih dahulu sebelum diolah di panci kristalisasi.

8. Pendidihan

Proses pendidihan dilakukan dengan air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Beberapa bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal.

Ketika kristal telah tumbuh campuran yang berasal dari kristal-kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.

Proses ini dapat dimisalkan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut lalu akan dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.

Cara Membuat Gula Batu

  1. Untuk menghasilkan gula batu berkualitas, maka gunakan pula gula pasir yang memiliki kualitas baik dan bersih. Yang menentukan baik-buruknya kualitas gula batu yang akan dihasilkan berdasar pada mutu gula yang digunakan. Larutkan gula di dalam 20% air, kemudian aduk sampai larut dan masak di dalam kuali sampai mencapai tingkat kekentalan sekitar 41 Be. Untuk mengetahui tingkat kekentalan, bisa menggunakan alat tapi juga bisa berdasarkan pengalaman. Lakukan penambahan natrium bisulfit sebanyak 0,5 % dari berat gula pasir yang digunakan sebelum menjelang akhir pemasakan. Hal ini digunakan untuk mencegah timbulnya warna coklat pada produk gula batu dan juga sebagai bahan pengawet.
  2. Setelah masak, adonan dicetak menggunakan ember anti karat atau ember plastik. Di dalam ember sebelumnya telah dipasang anyam-anyaman benang. Fungsi anyaman benang adalah untuk merangsang dan mengatur pembentukan kristal gula. Benang-benang tersebut dapat dibuang pada saat gula batu telah dilarutkan. Benang akan tenggelam di dasar larutan.
  3. Ember yang telah berisi adonan gula, kemudian didinginkan pada suhu kamar selama 7 hari. Apabila sudah mulai terbentuk kristal gula maka akan menempel pada benang, kemudian menjalar ke seluruh bagian.
  4. Apabila cairan gula (tetes) tidak dapat membentuk kristal maka pisahkanlah dari kristalnya. Dengan cara memiringkan ember-ember pencetak di dalam rak-rak bambu atau kayu. Proses ini dilakukan setelah 3 hari adonan gula dimasukkan ke dalam ember. Jika ingin mengolah kembali menjadi gula batu berkualitas rendah, maka tetesan yang keluar ditampung di dalam ember.
  5. Setelah pembentukan kristal sempurna, kristal gula dikeluarkan dari ember. Kristal kemudian dipecah-pecah dengan palu sehingga terbentuk bongkahan-bongkahan yang tidak beraturan.
  6. Gula batu yang terbentuk selanjutnya dikemas dengan plastik. Tiap kemasan berisi 0,25 kg atau 1 kg.

Cara Membuat Gula Bubuk

  1. Gunakan blender atau penghalus bumbu. Gula diketahui mampu menggores kaca atau plastik yang rapuh. Blender yang mempunyai daya besar merupakan pilihan yang paling cepat dan efektif, namun blender atau penghalus bumbu apa saja bisa Anda gunakan.
  2. Keringkan alat. Lap bagian dalam blender dengan kain kering. Karena pada alat yang telah dicuci memiliki kelembapan yang tersisa yang dapat membuat gula melekat ke sisi-sisinya.
  3. Ukur gula pasir putih. Untuk menghaluskan, jumlah paling banyak 1 hingga 1½ cangkir (200–300 gr) gula pasir dengan blender biasa, atau 2 cangkir (400 gr) dengan blender berdaya besar. Masukkan jumlah secukupnya, jika tidak, maka dapat menghambat pisau penghalus dalam blender. Masukkan sesuai muatan idealnya, dan sisakan sedikit ruang kosong jika menggunakan penghalus bumbu.
  4. Tambahkan pati jagung (disarankan). Proses ini dilakukan saat membuat olesan dan taburan, karena dapat membuat gula yang kental menjadi pasta yang sesuai. Pati akan membantu mencegah gula bubuk menggumpal akibat menyerap kelembapan alaupun menggunakan resep yang berbeda. Kemudian tambahkan 1½ sendok teh (7,5 ml) pati jagung ke dalam setiap 1 cangkir (200 gr) gula pasir.
  5. Haluskan atau blender hingga halus. Blender kurang lebih selama 30–40 detik, kemudian perhatikan hasilnya. Ulangi proses hingga bubuk dapat masuk kembali ke dalam blender dan tidak ada kristal gula lagi yang terlihat (waktu keseluruhan biasanya 1-3 menit). Lalu tutup blender atau penghalus bumbu sampai gulanya mengendap.
  6. Ayak gula bubuk untuk menyingkirkan gumpalan gula dengan menggunakan saringan yang rapat. Tahap ini sangat penting apabila Anda membuat taburan atau olesan gula.
  7. Simpan gula bubuk dalam wadah kedap udara. Secara teoritis, gula bubuk tidak mempunyai kedaluwarsa. Dikarenakan gula bubuk bisa menyerap kelembapan udara dengan cepat. Untuk memperlambat penggumpalan gula bubuk, simpan dalam wadah bertutup rapat di dapur kering atau lemari. Jauhkan dari sumber panas untuk meningkatkan kelembapan udara.

Cara Membuat Gula Dadu

  1. Siapkan cetakan es batu silikon. Cetakan ini dipilih karena cetakan ini dianggap lebih mudah mengeluarkan gula dadu tanpa merusaknya.
  2. Tuangkan gula ke dalam mangkuk. Gunakan gula pasir sebanyak 100 gram, jumlah ini dianggap cukup baik bagi pemula. Tetapi, jika ingin lebih itu terserah anda.
  3. Lalu tuangkan satu sendok teh air pada mangkuk yang sudah diisi gula dan aduk. Kemudian masukkan 1 sdt air sampai tercampur dan terbentuk pasta gula dan air. Dikarena gula bisa larut, maka usahakan jangan terlalu lengket atau basah.
  4. Masukkan pasta gula ke dalam cetakan dengan sendok. Isilah tiap bagian cetakan hingga setengah penuh.
  5. Padatkan gula. Menekan gula di dalam cetakan dengan menggunakan bagian belakang sendok agar permukaannya rata dan gula menjadi padat.
  6. Keringkan gula. Letakkan cetakan di tempat yang kering agar airnya menguap. Ketika dapur Anda lembap, gula dadu tidak bisa mengeras.
  7. Keluarkan potongan-potongan gula. Mengeluarkan tiap-tiap potongan gula dengan cara mencungkilnya secara hati-hati dari dasar cetakan dan mengetuknya dengan lembut pada telapak tangan.
  8. Gunakan langsung atau simpan dalam wadah yang kedap terhadap udara.

Cara Membuat Gula Semut

  1. Pemilihan Bahan Baku. Untuk menghasilkan gula semut yang berkualitas, maka diperlukan bahan baku yang berkualitas.
  2. Pembersihan.
  3. Menghancurkan gula cetak agar saat pemasakan dengan air gula lebih mudah larut atau biasa disebut mencacah.
  4. Memasak. Masukkan gula kedalam panci setelah beberapa kilo gula di cacah. Gunakan air bersih sebanyak 300 – 400 cc ( diseuaikan ), apabila gula yang akan dimasak berjumlah 4 kilo.
  5. Penyaringan. Proses menyaring gula yang telah larut di masak kemudian di saring menggunakan saringan halus agar dapat menyaring kotoran yang sudah terpisah dari gula cetak tadi.
  6. Pengkristalan. Tahap ini adalah proses penting dimana gula aren yang telah di saring dimasukkan ke dalam mesin pengkristal
  7. Mencabik-cabik. Sesudah gula di tuang ke dalam wadah / tatakan oven. Gula di tersebut cabik cabik kecil seukuran biji jagung agar proses penepung berjalan lancar/tidak tersendat.
  8. Pengovenan. Sesudah di cabik tahap selanjutnya memasukkan ke dalam oven dengan suhu panas 60 derajat  – 80 derajat Celcius selama kurang lebih 1 – 2 jam pengovenan.
  9. Pendinginan. Supaya diketahui bahwa gula yang sehabis di oven tidak dapat langsung di haluskan atau penepungan karena gula masih dalam kondisi panas dan lembek artinya harus di dinginkan selama 15 menit supaya suhu panas pada butir-butir gula tersebut benar-benar hilang dan otomatis gula menjadi kering.
  10. Penepungan. Haluskan gula dengan mesin penghalus setelah menunggu 15 menit atau lebih.
  11. Pengovenan ke-2. Gula yang sudah di haluskan biasanya kembali mengalami kelembaban artinya belum bisa di kemas. Pengovenan ke-2 dilakukan kurang lebih 20-30 menit.
  12. Penyaringan. Jika gula telah benar-benar kering, maka dapat di saring dengan mesh 20 – 40 micron. Proses penyaringan bisa secara manual maupun menggunakan alat penyaring.
  13. Pengemasan. Setelah di saring gula halus segera di kemas dalam kemasan plastik atau karung untuk menghindari kelembaban.

Cara Membuat Gula Aren

  1. Pertama, siapkan air nira dari pohon aren yang sudah disadap.
  2. Kemudian masak/rebus nira aren dengan suhu yang tinggi.
  3. Nira siap dimasak sampai menjadi gula jika jumlah nira sudah cukup satu wajan/wadah pemasakan. Proses pemasakan biasanya membutuhkaan waktu 4-5 jam, tergantung bentuk wadah masak, dari bentuk tungku, dan besarnya api. Tungku yang digunakan sebaiknya menggunakan tungku yang dibuat dengan bentuk standar tungku hemat bahan bakar, memiliki wadah masak yang permukaannya paling luas, dan kayu api harus kering agar api mudah membesar.
  4. Sambil sekali-kali diaduk, masak nira aren dengan api sedang. Buang buih yang keluar saat nira sudah mendidih. Membuang buih ini agar gula bisa keras saat dicetak nantinya. Daripada itu, pembuangan buih juga akan membuat gula warnanya tidak menghitam.
  5. Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, Anda bisa menaburkan 2 butir daging buah kemiri yang telah dihaluskan untuk tiap wajan. Kalau tidak ada, bisa pakai 2 sendok minyak kelapa saja.
  6. Untuk mengetahui apakah nira sudah bisa dimasukkan ke cetakan, maka larutkan sekitar 1 cc air nira yang dimasak itu ke dalam air bersih dingin. Masakan nira sudah siap naik cetakan, jika air nira langsung membeku.
  7. Dengan menggunakan mesin pencetak gula aren, lalu cetak adonan gula arennya.

Nah, itulah beberapa jenis gula dan cara membuatnya. Selamat Mencoba.

Open chat
Online
(ONLINE) CS Fajar
Ada yang bisa kami bantu?